Story of My Life.........So Far. ; Thursday, September 27, 2012
My history teacher gave out an assignment to make an autobiography and post it onto the class blog. Well I thought, why don't I post it on my blog as well! Haha.
It's in Indonesian though. Here we go!
16 Tahun Belum Cukup
Masa Balita
Hari masih terang ketika saya terlahir ke dunia. Saya lahir
di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita di Jakarta Barat sekitar pukul
13.00 pada hari Senin, 29 April 1996. Saya lahir dengan berat 3,6 kg dan tinggi
55 cm. Savanna Berlian Segara, begitulah nama lengkap saya. Savanna yang
dimaksud di nama saya bukan padang rumput, melainkan nama sebuah kota di Amerika
Serikat yang disukai kedua orangtua saya karena keindahan dan ketenangannya.
Berlian diambil dari nama sebuah permata, dan Segara berarti lautan. Saya
adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya mempunyai seorang kakak perempuan bernama Virginia Intan Segara dan adek laki-laki yang bernama Arlington Klana Segara. “Mama senang sekali, kalian saat masih
kecil itu anak baik, nggak pernah rewel. Nggak pernah nangis kenceng-kenceng di
jalanan minta dibelikan mainan kayak anak-anak lain.”, begitulah yang dikatakan
Ibu saya.
Walaupun saya tidak rewel, orangtua saya berkata kalau sejak
kecil saya sudah ngeyel. Papa saya
bercerita, saat masih KB, saya pernah berdiri dan loncat-loncat di kursi depan mobil
saat Papa sedang menyetir. Papa sudah menyuruh saya duduk tapi saya tetap ngotot
ingin berdiri. Tiba-tiba, Papa mengerem mendadak sehingga saya terlempar
kedepan dan terkena dashboard mobil. Keluar
banyak sekali darah dari mulut saya! Darahnya sangat banyak sampai-sampai kami
berhenti ditengah jalan dan membeli aqua untuk kumur-kumur. Saya menangis
kencang sambil berkumur dan mendengarkan omelan Papa, “Tuhkan, makanya jangan ngeyel!”
Masa balita saya lalui dengan bahagia di Jakarta. Saya KB dan
TK A di Yasporbi, sebuah sekolah di daerah Kemanggisan. Namun, belum lulus TK
A, saya pindah sekolah ke TK Islam Al Azhar 1 Pusat karena pindah rumah.
 |
| Bersama kakak di tempat tidur |
|
 |
| Merayakan ulang tahun kakak |
|
 |
| Bersama adek, kakek dan nenek |
|
Meninggalkan Indonesia (Masa TK-SD kelas 3)
Baru beberapa hari memasuki TK B, Papa saya ditugaskan oleh
kantornya, Bank Indonesia, untuk pergi dinas ke Amerika Serikat untuk bekerja
di IMF. Karena dinas nya cukup lama, yaitu 3 tahun, kami sekeluarga ikut serta.
Jadilah pada akhir tahun 2001 kami sekeluarga berangkat ke Amerika. Selama
disana, kami tinggal di Rockville, Maryland. Selama 3 bulan pertama, saya
belajar menyesuaikan diri dengan kehidupan di Amerika. Cuaca yang sangat berbeda dengan Indonesia
tidak mudah untuk diterima oleh tubuh saya. Kebetulan, kami tiba di bulan
November, dimana udara sudah sangat dingin, bahkan salju sudah mulai turun.
Saya juga mengalami jetlag selama beberapa minggu.
Namun tentu yang
paling terasa adalah perbedaan bahasa. Saya benar-benar tidak bisa berbahasa
Inggris sama sekali! Apesnya, di hari
pertama sekolah, seluruh murid kelas saya mendapat tugas untuk menggambar lalu
maju kedepan kelas untuk menceritakannya. Giliran saya pun tiba. Saya bersusah
payah menjelaskan gambar yang saya buat dengan bahasa inggris yang pas-pasan
sambil menahan malu. Karena bahasa inggris saya sangat minim, pada hari pertama
sekolah saya hanya berdiam diri, tiba-tiba dua orang anak menghampiri saya. Dua
anak itu adalah Robin dan Richard. Ternyata mereka mengajak saya bermain dengan
anak-anak lain! Hal itu membuat saya bahagia tak kepalang. Sejak hari itu, kami
bertiga bersahabat. Sampai sekarang kami masih sering bertukar kabar tentang
keadaan masing-masing.
 |
| Bersama guru SD kelas 1, Ms. Safapour |
| |
| Bermain salju dengan keluarga |
Sebenarnya, yang paling
menyenangkan adalah libur sekolah di Amerika sangat panjang-libur naik kelas,
alias libur musim panas, mencapai 3 bulan! Belum lagi libur musim dingin, musim
semi, dan musim gugur. Pokoknya setiap musim ada liburnya deh. Karena itu,
hampir setiap liburan kami sekeluarga selalu pergi travelling keliling Amerika. Asiknya adalah: kami jarang sekali
menggunakan pesawat, hampir selalu menggunakan mobil! Kami roadtrip keliling Amerika mengunjungi berbagai tempat dan landmark
di Amerika Serikat, seperti Niagara Falls, Grand Canyon, Broadway, Las Vegas,
dan lain lain. Di awal tahun 2004, Papa saya ditugaskan untuk kembali ke
Indonesia. Dengan berat hati saya mengucapkan selamat tinggal kepada
teman-teman dan meninggalkan Amerika, tempat yang saya anggap rumah selama tiga
tahun terakhir.
 |
| Liburan ke Florida bersama keluarga |
 |
| Di depan Statue of Liberty, New York |
Kembali ke Tanah Air (Masa
SD kelas 3-6)
Begitu sampai di Indonesia, saya
langsung memasuki kelas 3 di SD Islam Al Azhar 1 Pusat. Rupanya cukup banyak
teman TK yang masih ingat dengan saya! Kami kembali berteman dengan cepat. Nah,
sekarang giliran saya berusaha mengingat kembali Bahasa Indonesia. Ada kejadian
cukup lucu yang menimpa saya. Seorang teman berteriak di kelas, “Hey, ini uang
seribu siapa?” Setelah mengecek kantong, ternyata itu uang saya. Saya kemudian
berteriak, “Oh! Itu uang satu ribuan
aku!” Otomatis satu kelas tergelak dan menertawakan saya.
Saya melewati masa SD di Al
Azhar dengan lancar. Namun, ada beberapa kejadian dimana saya ditegur oleh guru
karena perilaku saya yang kurang sopan. Pribadi saya yang berisik dan
blak-blakan seringkali membuat saya tidak sadar bahwa perkataan saya telah
menyakiti seseorang, tidak terkecuali guru saya sendiri. Orangtua saya bahkan
sampai dipanggil ke sekolah. Sejak saat itu, saya berusaha memperbaiki diri.
Selama 3 tahun bersekolah di Al Azhar, saya diberi kesempatan
mengikuti berbagai macam lomba. Karena bahasa inggris saya lancar setelah
bersekolah di Amerika, saya lebih sering ikut lomba Bahasa Inggris. Saat kelas
5, saya diberangkatkan ke Semarang untuk mengikuti Olimpiade Mata Pelajaran Al
Azhar se-Indonesia. Saya mewakili pelajaran Bahasa Inggris untuk Story Telling.
Alhamdulillah, saya menang juara 1.
Sejujurnya,
saat SD, saya paling malas belajar, karena pada kenyataannya pelajaran SD
memang cukup gampang. Namun saya cukup panik menghadapi UAS dan UASBN yang akan
diadakan sebentar lagi. Belum lagi, saya gagal lulus tes untuk masuk kelas
akselerasi di SMP Al Azhar. Saya sempat merasa sangat down. Namun wali kelas saya, Pak Yas, percaya bahwa saya bisa.
Beliau selalu menyemangati saya untuk belajar. Beliau bercerita bahwa tahun
lalu, ada kakak kelas saya yang berhasil ‘memborong’ berbagai piala saat
kelulusan. Saya bersemangat mendengar cerita itu dan kemudian lebih giat belajar.
Saat kelulusan, dipanggil lah nama-nama orang yang meraih nilai tertinggi di
berbagai mata pelajaran untuk maju ke panggung dan mengambil piala. Tiba-tiba
nama saya dipanggil. Ternyata saya meraih nilai tertinggi untuk mata pelajaran
Agama. Saya berjalan ke panggung sedikit bingung, tidak menyangka bahwa saya
akan mendapat piala apapun. Saat sudah mengambil piala, lalu baru mau duduk
kembali, tiba-tiba nama saya dipanggil lagi. Dan lagi. Dan lagi! Saya
benar-benar tidak menyangka bahwa saya akan ‘memborong’ berbagai macam piala
saat kelulusan seperti yang diceritakan Pak Yas. Alhamdulillah, saya berhasil
meraih juara umum SDI Al Azhar tahun 2007-2008.
 |
| Bersama teman-teman SD saat perpisahan di Lembang, Bandung |
“Merantau” (Masa SMP)
Orangtua saya akhirnya memutuskan untuk menyekolahkan saya di
Nurul Fikri Boarding School di Serang, Banten. Harapan mereka menyekolahkan
saya di Nurul Fikri adalah agar saya terbiasa jauh dari orangtua, juga untuk memupuk
kemandirian saya. Di Nurul Fikri, kami menyapu, mengepel, dan mencuci piring
sendiri. Yang dibantu oleh para ‘teteh’ hanya mencuci baju dan memasak. Sebelum
masuk NF, bayangan saya tentang sebuah ‘boarding school’ itu sangat suram:
kamar yang sesak dan panas, dan makanan sehari-hari hanyalah tempe dan sayur
asem. Pokoknya primitif. Tapi saat sudah tiba di NF, fasilitasnya modern dan
nyaman, sehingga saya tidak se khawatir sebelumnya bersekolah disini.
Kehidupan saya selama 3 tahun di
NF sangat berwarna. Banyak sekali pengalaman yang berharga. Sesungguhnya
bersekolah di NF sangat membentuk kepribadian saya. Banyak pelajaran hidup
penting saya dapatkan selama berasrama, yang pastinya tidak bias didapat jika
tidak sekolah di boarding school. Saya
juga jadi mengenal perilaku dan kepribadian seluruh teman-teman seangkatan,
karena kami selalu bersama selama 24 jam sehari. Siapa yang jorok nya luar
biasa, siapa yang jago masak, siapa yang tukang ngambek—pokoknya saya sudah
mengenal luar dalam 60 teman seangkatan saya.
 |
| Menginap dengan teman- teman SMP di Villa Pisita, Anyer |
 |
| Menjahili teman yang sedang ulang tahun |
Salah satu pencapaian yang
membuat saya bangga adalah bahwa saya diberi kepercayaan oleh teman-teman untuk
menjadi Ketua OSIS SMP Nurul Fikri Boarding School periode 2009-2010. Saya
berusaha sekeras mungkin untuk memimpin kabinet saya dengan baik.
Saya
juga diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai lomba. Lomba yang paling mengesankan
bagi saya adalah FLS2N, atau Festival Lomba Seni Siswa Nasional. Saya mengikuti
cabang lomba Story telling dan Alhamdulillah, saya berhasil melewati seluruh
tahap seleksi hingga berhasil lolos ke tahap nasional. Pada akhir Juni 2010,
saya dikirim ke Surabaya untuk mewakili Provinsi Banten bersama teman-teman
yang mewakili Banten untuk cabang
lomba lain, seperti tari tradisional, cerpen, seni musik tradisional, vocal,
dan lain-lain. FLS2N berlangsung selama seminggu, dan selama waktu itu saya
bertemu dan berinteraksi dengan banyak sekali orang dari seluruh Indonesia! Di
akhir kompetisi, saya hanya mendapat juara harapan 2. Tapi saya sudah sangat
puas. Pengalaman itu sangat menyenangkan dan membekas di hati.
Tak terasa, saya sudah naik ke
kelas 9, dimana pikiran sudah harus fokus ke Ujian Nasional dan tes masuk SMA.
Berkat guru-guru yang tanpa lelah mengajar, saya berhasil lulus Ujian Nasional
dengan NEM tertinggi ke-3 di angkatan saya. Sekarang, saatnya
berbingung-bingung mencari SMA. Pada awalnya, saya hanya ingin mencoba tes SMA
8, karena sekolah itu memang sudah menjadi sekolah favorit se-Jakarta, bahkan
se-Indonesia. Tiba-tiba teman baik saya membujuk saya untuk mencoba tes di SMA
Labschool Kebayoran. Saya berpikir, apa ruginya, sekalian dijadikan sekolah
cadangan. Ternyata saya lolos tes untuk masuk SMA Labschool Kebayoran.
Tiba saatnya tes masuk SMA 8,
yaitu tes akademik. Bodohnya, saya tidak belajar sama sekali pada malam
sebelumnya. Karena saya meremehkan tes ini dan tidak belajar, cukup banyak
pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Walaupun saya sudah menduga bahwa saya
tidak akan diterima di SMA 8, tetap saja terasa kecewa saat tidak menemukan
nama saya tertera di daftar siswa siswi yang lolos tes. Akhirnya saya meringankan
hati, dan mempersiapkan diri untuk masuk sebagai murid di SMA Labschool
Kebayoran.
 |
| Kabinet OSIS SMP Nurul Fikri Boarding School 2009-2010 |
 |
| Bersama Joshua dan Nabila saat pengumuman juara FLS2N |
Menghadapi Dunia Nyata (Masa SMA)
Masuk SMA
merupakan suatu fase yang cukup penting untuk saya, karena setelah tiga tahun
‘merantau’ ke Serang, kini saya kembali ke Ibukota. Masa Orientasi Siswa saya lalui
dengan cukup lancar, walaupun kadang terbingung-bingung menghadapi teka-teki
yang diberikan oleh kakak-kakak OSIS. Saya juga kaget menemukan sebuah
‘tradisi’ labschool: makan komando. Sepanjang MOS saya menggerutu dalam hati,
orang macam apa yang bisa menghabiskan makanan sebanyak ini dalam waktu sepuluh
hitungan?! Tetapi lama kelamaan, saya jadi terbiasa, bahkan sampai terbawa
kebiasaan menghabiskan makan dengan cepat. Saya masuk ke kelas XB, dan dengan
cepat menemukan teman-teman yang sangat baik dan setia kawan. Bersama dengan
teman-teman baru, kami berusaha menyesuaikan diri dengan pelajaran SMA yang
jauh lebih kompleks dan menantang dari pelajaran SMP.
Beberapa
hari setelah MOS, Ekspo Ekskul diadakan untuk mengarahkan para siswa memilih
ekskul yang diinginkan. Sempat bingung memilih apa, namun pada akhirnya saya
memutuskan untuk ikut PALABSKY, atau Pecinta Alam Labschool Kebayoran. Palabsky
meninggalkan kesan yang sangat mendalam di diri saya. Palabsky mengubah saya
yang tadinya lemah menjadi kuat, baik dalam segi fisik maupun mental. Namun
sayangnya, saya tidak dapat mengikuti Pendidikan Dasar Palabsky, atau PDP
akibat patah tulang, sehingga saya masih berstatus Calon Anggota Muda (CAM).
 |
| Susur Pantai 2012 dengan teman-teman Palabsky |
Di
Labschool, ada 3 kegiatan yang wajib diikuti siswa, yaitu MOS, Trip Observasi,
dan Bintama. Ketiga kegiatan ini sangat mengesankan. Trip Observasi atau TO
adalah kegiatan dimana siswa menghabiskan 5 hari di desa bersama kelompok dan
mentornya. TO sangat menyenangkan! Tetapi
kegiatan persiapan TO, atau Pra-Trip Observasi, kebalikannya. Bisa dibilang Pra
TO cukup menyiksa. Setelah melalui semua ‘siksaan’ itu, akhirnya angkatan saya mempunyai
nama, yaitu Dasa Eka Cakra Bayangkara, atau Dasecakra. Dasecakra diketuai Bayu,
Maga, dan Abon. Saya sangat bangga menjadi bagian dari angkatan 10 Dasecakra.
Bintama tidak kalah mengesankan dengan TO,
bahkan menurut saya Bintama adalah kegiatan yang paling mengesankan. Kami
dibina oleh KOPASSUS grup 1 di Serang, Banten. Sepanjang hari, kami digembor
kegiatan fisik dan diteriaki oleh para untuk bergerak cepat, tetap
melek—pokoknya benar-benar melatih mental. Namun salah satu alasan Bintama
sangat mengesankan bagi saya adalah karena saya menyembelih ular saat kegiatan
survival!
Singkat
cerita, sekarang saya sudah menduduki kelas XI IPA 1. Tahun ini saya baru akan memulai masa jabatan menjadi
pengurus OSIS Amarasandhya Batarasena sebagai seksi edukasi. Saya sudah melalui
berbagai tantangan di kelas 10, namun bukan berarti tantangan itu sudah
berakhir, justru semakin bertambah. Saya harus pintar-pintar mengatur waktu
antara belajar untuk mengejar nilai dan urusan organisasi yang lain. Belum lagi
waktu untuk refreshing, hehehe. 16 tahun yang telah saya jalani belum cukup
untuk menjadikan saya orang yang bijak, belum cukup pula untuk memenuhi segala
hal yang saya ingin capai. 16 tahun sangatlah tidak cukup. Oleh karena itu,
saya menanti tahun-tahun yang akan datang dengan hati ringan dan penuh harap!
 |
| Saat Study tour ke Bandung |
 |
| Setelah LALINJU, menunggu dilantik |
 |
| Bersama teman-teman Palabsky dan MPK setelah pelantikan |
Labels: autobiography, picture, school